Dan akhirnya di setiap pemberhentian perjalanan,
sesuatu yang di khawatirkan hati terjadi.
merebut tawa, merebut bahagia, merebut cinta.
bahkan yang amat sangat terpuruk merasa tidak bisa kembali bahagia.
padahal setiap tangisan yang mereka tumpahkan ada setitik kebahagiaan
yang harusnya mereka rasakan.
sewajarnya menangisi.
sewajarnya mencintai.
mengikhlaskan yang terjadi.
sewajarnya manusia berbesar hati.
Dan pernahkah perhatikan seberapa
luas khatulistiwa?
lalu kenapa merasa sempit?
pernah perhatikan juga seberapa dalam jurang dalam pikiran?
lalu kenapa merasa dangkal?
buka jendela pikiran, biarkan angin semesta masuk.
jangan dilihat, jangan di dengar.
dijalani, dinikmati, di syukuri.
Baca lainnya
by : Dinul Wahid
Tidak ada komentar:
Posting Komentar